/ Feb 10, 2025
Trending
Jakarta – Dengan keputusan pemerintah untuk tetap mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga 2034, sektor ketenagalistrikan harus beradaptasi dengan teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional. Penerapan Ultra Super Critical (USC) dan Selective Catalytic Reduction (SCR) dianggap sebagai solusi terbaik untuk memastikan bahwa PLTU tetap kompetitif dan ramah lingkungan, seperti yang sudah diterapkan di PLTU Jawa 9&10 di Cilegon, Banten.
USC mampu meningkatkan efisiensi pembakaran dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi, menghasilkan output listrik yang lebih besar dengan konsumsi bahan bakar lebih sedikit. Sementara itu, SCR berfungsi mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx), yang berkontribusi terhadap polusi udara. Dengan kombinasi kedua teknologi ini, PLTU dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi beban biaya bahan bakar.
Menurut ekonom energi Fahmy Radhi, inovasi teknologi ini dapat menekan biaya jangka panjang meskipun memerlukan investasi awal yang besar. “Dalam jangka panjang, PLTU dengan teknologi modern bisa lebih hemat bahan bakar dan biaya perawatan, sehingga keuntungan tetap terjaga,” ujarnya.
Jika teknologi ini diterapkan secara luas, PLN dan pembangkit listrik swasta dapat meningkatkan daya saing serta memastikan keandalan pasokan listrik bagi industri dan masyarakat. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi USC dan SCR harus diprioritaskan untuk menjaga stabilitas energi nasional.
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution
Copyright BlazeThemes. 2023